*Aku ada cerpen baru nih, temen-temen…
Cerpen karbitan sih, dua jam jadi.. Hoho.. Tapi perjuangan lho… ya duah
daripada banyak rame langsung aja deh… Yukkkk*
Gadis itu masih kukuh memeluknya. Lelaki
yang telah sekian lama ini ia dambakan. Lelaki yang selama ini ada di
sampingnya, memeluk dingin mereka bersama. Lelaki yang kini tengah berada di
ambang kebimbangan. Hangat, begitu piker gadis ttu. Walau lelaki itu masih saja
terdiam. Tak terasa, setitik air bening menetes dan mengalir di pipi gadis itu.
“Al… Aku mohon… Jangan sakiti aku lagi..
Jangan pergi… Tetaplah di sini…”Pinta gadis itu, lirih. Menahan kesakitan
hatinya.
Lelaki yang dipanggil ‘Al’ itu berbalik, ia
memandang kedua mata gadis yang kini berhadapan dengannya. “Aku minta maaf,
Dir… Aku minta maaf…”
“Tetap di sini, Al… Tetap di sini…”Pinta
gadis itu lagi, kali ini dengan isakan.
“Aku… Aku nggak bisa, Dira… Maafin aku… Aku
pamit…” “Alfa! Alfa! Jangan pergi! Alfaaaaaa!!!’teriak gadis yang bernama Dira
itu.
Dira terduduk lemas di atas aspaldia tak
pernah menyangka, Alfa lebih memilih gadis lain dibanding dirinya. Tangisannya
makin menjadi. Luka hatinya makin menganga. Perlahan, ia mengangkat wajahnya
memandang punggung Alfa yang perlahan tenggelam dalam gelapnya malam. Kini tak
akan lagi ia temui, pelukan yang selalu menghangatkan dia, tak ka nada lagi
mata teduh yang selalu tenangkan dia. Alfa telah pergi, memilih gadis Eropa bernama
Clara, teman barunya di kampus.
Perlahan, Dira bangkit dan berjalan dengan
terseok. Dia tak punya selera untuk menaiki kendaraan, walaupun mobil Yaris
ungunya sudah menantinya. Padahal rintik gerimis telah mengguyur Dira, tapi
Dira tak peduli. Dira tak peduli apapun sekarang. Bahkan, dia tak menyadari dia
tengah berjalan di tengah-tengah jalan. Tanpa dia sadarinya sama sekali, mobil
sport putih tengah melaju dengan kencang dari arah depannya.
Dan… “CIIIIITTT!!!” Mobil itu berhenti
dengan mendadak. Sang pemilik mobil, yang ternyata seornag lelaki, keluar dari
mobil itu dengan wajah yang kesal.
“Heh, lo mau mati apa?”Lelaki itu menegur
Dira dnegan nada tinggi. Tapi Dira tak menjawab, Dira hanya terdiam dan
memandangi mobil lelaki itu dengan kosong.
Cowok itu mulai khawatir, dan dengan pelan,
ia menepuk pundak Dira. Betapa terkejutnya lelaki yang bernama Ando itu saat
tiba-tiba tubuh Dira melemas. Dengan sigap ia menangkap tubuh Dira supaya tidak
jatuh di jalan aspal.
Tanpa babibu, Ando menggendong Dira menuju
mobilnya, dan segera melaju ke rumahnya. Ando memilih rumahnya, karena itu
tempat yang paling dekat dengan tempat ini. Sesampai di rumah, Ando kembali
menggendong tubuh Dira menuju kamar kakak sepupunya yang kini tengah berada di
Paris.
“Ando, dia siapa?” Tanya Mami Ando, Tante
Nisa, saat melihat putra bungsunya menggendong seorang gadis yang asing
baginya.
“Ando juga nggak tau, Mi.. Tadi Ando ampir
nabrak dia, eh pas Ando tanyain, dia malah pingsan.”jawab Ando.
“Coba Mami liat, kamu tolong buatin the
hangat ya, jangan lupa air kompresan juga…”Suruh Tante Nisa.
Ando melakukan yang disuruh tante Nisa.
Kebetulan, Tante Nisa ini seorang dokter, jadi dia bisa melihat keadaan Dira.
Saat masuk ke dalam kamar, Tante Nisa melihat Dira yang tengah tak sadarkan
diri dengan selimut yang sengaja dipasangkan Ando supaya gadis ini tidak
kedinginan *Orang lagi pingsan mana bisa kedinginan-____-*. Tante Nisa
terhenyak saat melihat siapa Nisa sebenarnya.
“Mi… Ini teh sama air kom… Mami kenapa kok
diem aja?”tanya Ando.
“An.. Dia Dira kan ? Pacar Kakak kamu?”tanya Tante Nisa
balik.
“Hah? Masa sih Mi? Ando nggak tau, Mi.. Ini
Dira yang sering Alfa ceritain itu Mi?” “Iya, sayang. Mami pernah ketemu dia,
tapi cuma sebentar. Mami inget banget kok, ini Dira pacar Alfa.”jawab Tante
Nisa yakin.
“Uugh…”
“Kamu sudah sadar, Dira?” Dira memiringkan
kepalanya yang terasa pening, lalu seketika ia terbangun saat melihat siapa
yang menyapanya.
“Tante… Tante kok ada di sini?”
“Ini rumah Tante, dira… Juga rumah
Alfa…”jawab Tante Nisa, tanpa tau keadaan Dira dan Alfa saat ini.
“Alfa…”Dira yang sudah terduduk, kini
menunduk dengan sedih. Tante Nisa dan Ando mengerutkan dahinya.
“Kamu kenapa sayang?”tanya Tante Nisa.
“Dira… Dira…udah putus sama Alfa, Tante.
Eum, Tante, Dira boleh pulangs ekarang? Udah malem banget, takut Mama
nyariin.”kata Dira.
“Tapi kamu masih lemah…” “Nggak papa,
Tante… Mobil Dira juga masiha da di tempat tadi.”jawab Dira.
“Biar gue yang nganter lo. mobil lo biar
Mang Maman yang anter ke rumah lo.”Ando angkat bicara. Dira menoleh kea rah
suara itu, dia baru menyadari ada orang lain di ruangan iru selain dirinya dan
juga Tante Nisa.
“Lo…” “Kenalin, gue Ando, adek kembar Alfa.
Gue yang tadi hamper nabrak lo. sekrang gue anter lo pulang, sesuai keinginan
lo buat pulang.”potong Ando dingin, lalu menarik tangan Dira.
“Au!” “Ando.. Dira masih lemes! Jangan
ditarik-tarik. Kamu kenapa sih?”tegur Tante Nisa, dia juga bingung, tiba-tiba
Ando dingin begini.
“Sorry.”ucap Ando singkat.
╪╪╪
Tak terasa kini sudah dua bulan lamanya,
Ando dan Dira dekat. Memang Dira belum bisa melupakan Alfa seutuhnya, bagaimana
tidak, setiap hari dia bertemu dengan saudara kembar identik Alfa -___- Tapi
Dira sudah kembali seperti dulu lagi. Dira sendiri baru menyadari bahwa Ando
itu satu sekolah juga. Entahlah, apakah Dira yang kurang gaul, atau Ando yang
terlalu pendiam.
Hari ini, lagi-lagi, Ando mengajak Dira
keluar. Dia ingin mengajak Dira ke suatu tempat yang bisa dikatakan cukup istimewa
bagi Ando. Dira sendiri hanya menurut. Karena selama dua bulan berteman, tak
pernah Ando mengajaknya ke tempat yang macam-macam *You knowlah maksudnya guys*
“Dira… boleh gue ngomong?” “Ya bolehlah,
Ando.. Lo tuh kayak ke siapa aja, ngomong minta ijin…”jawab Dira.
“Guesukasamaloguesayangsamaloguecintasamalolomaujadipacargue?”ucap
Ando dengan sangat cepat.
“Lo ngomong apaan sih, Ndo? Gue nggak
ngerti, pelan-pelan dong…” “Gue…Suka…Sayang…Bahkan…Cinta…Sama Lo Dira…”ulang
ando dengan terbata-bata, tapi masih bisa dimengerti oleh Dira.
Dira terkejut. “Ando… Lo…Serius?” “Aquarius
malah. Lo mau nggak jadi pacar gue? Yah, gue tau, lo masih terbayang-bayang
Alfa, tapi gue nggak bisa ngediemin perasaan gue lebih lama lagi. gue janji
nggak bakal sakitin lo seperti Alfa, nggak akan milih cewek lain selain elo.
Karena gue cuma cinta sama lo.”
“Ando.. gue… Gue nggak bisa…”Dira terhenti.
“Oke, gue ngerti. Pulang yukk…”ajak Ando
dengan wajah kecewa.
“Hey, gue belum selesai ngomong… Gue… nggak
bisa nolak cinta lo yang tulus itu. Gue emang masih sayang sama Alfa, tapi di
hati gue sekarang Cuma elo. Gue nggak tahu sejak kapan, tapi gue ngerasa nyaman
di deket lo, gue ngedapetin apa yang nggak gue dapetin dari Alfa. Gue bisa
tenang dipelukan lo, gue bisa ngerasa gue berarti saat ngeliat mata tajam lo.
memang, mata lo nggak teduh kayak Alfa, tapi, kembar identik kan nggak harus semuanya sama. Gue juga
sayang lo, Ando.”jelas Dira panjang lebar.
Ando terbengong. Saat Dira menepuk
pundaknya, barulah dia sadar. Senyum manis terkembang di wajahnya. Sungguh,
jawaban yang luar biasa, hatinya terasa lega sekarang. Dan tanpa ragu lagi,
Ando memeluk DIra. Dira membalas pelukan Ando dengan lebih erat.
Dan akhirnya, Dira mendapatkan cintanya
kembali. Bahkan, cinta dari saudara kembar Alfa. Memang ini akan sulit baginya
melupakan Alfa, tapi sakit hatinya bisa menghapus wajah Alfa dari bayangnya.
Yang kini Dira usahakan adalah menempatkan Ando di tempat paling tertinggi,
cowok yang selalu ada buat Dira.
╪╪╪
*Haaaaaah…Selesaiiiii!!!!!!!! Sorry banget
ini awut”an banget. Cerpen karbitan ini, dua jam jadi. Hohoho… Tapi tetep
hargai penulis ya.. Like and Comment kalian bener” aku butuhin. Dan buat
Kakakku yang ganteng, Kak Alfa, aku pinjem namanya yaaaaaa….
Komentar
Posting Komentar