Title : Aku Cemburu
Author : TaLyTa
Cast : Aldo >< Lyra
Genre : Romance
Length : Um... maybe drabble,
maybe oneshoot, I dunno><
Rate : General *kecuali bayi umur
1-5 th dan yang masih dalam kandungan*
ENJOY IT!
Aku hanya dapat terdiam dari
tempatku, melihatnya mendekatimu dan menyeka keringatmu yang bercucuran sehabis
bermain basket. Kau tak pernah mengijinkan aku melakukannya, tapi kau malah
membiarkannya melakukan itu.
Perlahan, tanganku mengurut pelan
dadaku yang terasa sesak. Aku cemburu. Aku pun bangkit dan meninggalkan
tempatku. Aku bisa mati sesak jika terus di sini. Lebih baik aku pulang dan
mendekap bantalku saja.
Sesampai di rumah, Mama terlihat
mengernyitkan dahi. Mungkin karena aku pulang sendiri. Yah, seharusnya aku
pulang bersamamu karena tadi aku pergi denganmu. Tapi, aku sedang tak berselera
menjawab pertanyaan Mama. Aku melangkah terus menuju kamarku tanpa menjawab
pertanyaan Mama.
Ponselku berdering, menandakan
sebuah pesan masuk. Darimu. Kau menanyakan keberadaanku. Ah, kau menyadari
keberadaaanku? Kau bertanya juga, apakah aku sedang di toilet. Hah, tapi aku
menjawab kalau aku sudah ada di rumah karena tiba-tiba merasa sakit. dan, kau
bilang, kau akan datang sehabis pertandinganmu.
Hah, terserah kau saja.
---
“Iya, Tante. Aldo juga kaget, dia tiba-tiba
gak ada...”terdengar sebuah suara dari luar kamarku yang cukup mengagetkanku.
Suaramu.
“Ooh... Ya udah, gak papa. Kamu
langsung ke kamar aja, mungkin dia emang lagi sakit. Sama sekalian, kamu bawain
makanan ya, dia belum makan siang, Do.”balas Mama.
Setelah itu, aku mendengar suara
langkah kaki. Dan, entah kenapa aku mendengar dua suara langkah kaki. Tak lama
kemudian, pintu kamarku terketuk. Aku tak berniat membukakan pintu untuknya,
dan menyuruhnya langsung masuk.
Dan, pertanyaanku terjawab sudah.
Pemilik suara langkah lainnya adalah dia. Astaga, kau mengajaknya? Lalu kalian
naik motor? Wow. Aku memalingkan wajahku ke arah jendela dan mengacuhkanmu.
apaannya pun tak ku balas.
“Ra... Kenapa?”tanyamu. Aku
terdiam.
“Lyra, Aldo tadi menang lho,
60-59. Tipis banget. Hebat kan?”tiba-tiba suaranya menyela.
Eish. Aku tetap diam dan tetap
memalingkan wajahku.
“Lyra kenapa? Pusing? Atau...mau
ada yang dibicarakan?”tanyamu yang membuatku akhrinya mau melihatmu. Kenapa kau
baru menyadarinya?
“Yah. Tapi tanpa Kak
Kania.”jawabku sambil menunjuknya.
Dia sempat terkejut, dan terlihat
enggan keluar. Tapi kemudian, ia pamit untuk menemui Mama yang, sepertinya,
sedang membuat brownies wijen. Dan, kini hanya tinggal aku dan kau. Kau
terdiam, aku juga. Tapi kemudian, kau mengambil piring dari nampan yang tadi
kau letakkan di samping ranjangku.
“Lyra makan dulu ya... Baru kita
ngomong... Kakak suapi...”ujarmu sambil menyodorkan sesendok nasi dan sayurnya.
Aku menepis halus sendok itu, dan
memintamu mengembalikan piring itu dulu. Aku membenarkan posisiku dan menatapmu
tajam.
“Kak...” “Ya?”jawabmu.
“Lyra gak suka Kakak terlalu
deket sama Kak Kania.”kataku.
“Hah? Kenapa? Kakak sama Kak
Kania kan sahabatan...”sanggahmu.
“Pokoknya Lyra gak suka, Kak.
Lyra gak suka Kak Kania terlalu dekat sama Kakak. Ok, Lyra tau, Kakak jauh
lebih dulu mengenal Kak Kania ketimbang pacaran sama Lyra, tapi Lyra tetep gak
suka.”kataku dengan emosi.
“Lyra...” “Lyra gak suka Kak Kania
menghampiri Kakak dan menyeka keringat Kakak seperti tadi, sedangkan Lyra gak
pernah Kakak ijinkan melakukan itu. Kakak juga ke sini sama Kak Kania naik
motor kan? Lyra gak suka, Kak. Dan, Kakak sadar gak, Kakak tuh, jauh lebih
sering perhatian sama Kak Kania ketimbang sama Lyra yang adalah pacarnya
Kakak.”potongku cepat.
Kau terdiam. Aku pun juga. Aku
mengatur laju nafasku yang memburu. Dan, tanpa ku pinta, air mataku mengalir.
Kau meraih kedua tanganku. Dan, tiba-tiba, air mataku kian menderas.
“Maafkan Kakak, Ra...”ujarmu
lirih.
“Lyra cemburu, Kak... Lyra gak
masalah Kakak sahabatan sama Kak Kania atau cewek lain, tapi tetap hargai Lyra
sebagai pacar Kakak...”ucapku dengan serak.
“Maafkan Kakak, Ra. Kakak akan
usaha untuk gak seperti itu lagi... Lyra jangan nangis...”balasmu sambil menyeka
air mataku yang membanjir di pipiku.
“Lyra sayang sama Kakak... Lyra
cuma gak mau kehilangan Kakak...” “Psst... Gak akan, Lyra. Gak akan pernah.
Lyra kesayangannya Kakak, Lyra tau itu. Kakak gak akan lepasin Lyra...”kau
memotong ucapanku dengan menempelkan jari telunjukmu di bibirku.
Aku hanya terdiam. Kau melihatku
sejenak lalu memelukku. Perlahan kau mengusap rambutku dengan lembut. Dan,
entah kenapa, rasa cemburu dan amarahku perlahan meluruh. Aku pun membalas pelukanmu
sambil memejamkan mataku.
“Kakak sayang Lyra... Sayang
sekali...”ujarmu.
Aku tersenyum. “Lyra juga sayang
Kakak... Sayang sekali...”balasku.
Lalu, tiba-tiba kau melepas
pelukanmu dan menatapku tajam. Tapi, setelah itu, kau mengambil piring itu lagi
dan menyodorkan sendok yang tadi kepadaku lagi. Aku menggeleng pelan.
“Lyra masih kenyang,
Kak...”ucapku.
“Ayo! Nanti sakit lho... Lyra kan
belum makan siang... Aaa...”Paksamu sambil memasukkan sendok itu ke dalam
mulutku.
Mau tidak mau aku menerimanya. Sambil
menggembungkan pipiku karena sebal, aku mengunyah nasi dalam mulutku. Ia
tersenyum geli lalu mengacak rambutku dengan gemas. Setelah nasi dalam mulutku
habis, ia kembali menyuapkan sesendok nasi, dan aku menerimanya lagi. Yah,
sejujurnya aku memang sudah lapar.
“Ra...”panggilnya sambil
menatapku, tatapannya mendadak berubah menjadi tatapan nakal.
“Hm?”aku tak bisa menjawab karena
mulutku masih terpenuhi oleh nasi.
“Kakak suka Lyra cemburu...
“ujarmu.
Mendadak pipiku terasa bersemu,
karena malu dan juga karena ucapannya barusan hampir membuatku tersedak. Eish.
-END-
Beberapa kata : Sebenernya yaa, ini cerita hasil dari kebosenanku di
kelas, ya kelas 12 kan sekarang cuma pelajaran UNAS, jadinya bikin boring kalo
tiap hari ketemu Ekonomiiii terus. Dan, kalo boleh jujur, ini tuangan
imajinasiku tentang masa depan, di mana aku sama mantanku balikan, walaupun aku
tau, itu bener-bener gak akan terjadi. Di kertas aku nulis namaku sama namanya
sih. Well, meskipun ini cuma cerpen spontan yang gak tau asalnya dari mana, aku
tetep minta kritik dan sarannya yaaa... Yang ngasih kritik sama saran, aku
doain deh biar gak jomblo *eh! Kkk~ So, see you next time, and keep love
writing*