[DRABBLE] : DON’T SICK AGAIN, YO…
Pagi itu, saat upacara bendera, aku
melihatnya yang tiba-tiba berlari. Semua mata menatap dirinya yang memucat. Ya
ampun, dia kenapa? Aku pun memutuskan untuk mengikutinya. Dan ternyata, dia
berlari ke arah toilet. Toilet cowok.
Sesampai di toilet, aku bias mendengar
suara orang muntah, yang kuyakini adalah dirinya. Sesekali terdengar batuk yang
keras dan rintihan menahan rasa sakit. Aku harus masuk dan melihatnya. Aku
sudah tidak peduli dengan status tempat ini yang bernama ‘toilet cowok’.
Aku menghampirinya. “ Are you OK?’tanyaku
sambil memijit tengkuk lehernya.
Dia mengangguk lemas. Oh, ayolah, aku tau,
kamu sedang tidak baik-baik saja.
“Kamu serius? Mukamu pucet
banget…”bantahku.
“Aku…pusing, Fy…”akhirnya kau jujur juga.
Tapi, setelah mengucapkan itu, tubuhnya
melemas, aku segera menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke tanah. Tidak, dia
tidak pingsan. Hanya kesadarannya yang melemah.
“Kamu kuat jalan?” dia mengangguk lemas.
“Kita ke UKS ya…”
Aku memapahnya menuju UKS yang, untungnya,
tidak begitu jauh dari toilet. Sesampai di UKS, tiba-tiba saja dia sudah
melemas dengan mata terpejam. Oh Tuhan, dia pingsan.
“Yo… Yo bangun…”ucapku, berusaha
membangunkan Rio, namanya.
Tapi nihil, Rio sama sekali tidak membuka
kedua matanya. Aku pun berusaha meletakkan tubuh Rio di mistar UKS. Setelah aku
yakin bahwa dirinya nyaman, aku segera mengambil air dingin dan kain untuk
mengompres dirinya yang demam.
Aku mengusap rambutnya lembut. Hah. Ini
pertama kalinya aku melihatnya seperti ini. Mungkin dia belum sarapan, atau
terlalu larut tidur. Tiba-tiba, aku melihat mata Rio berkedip. Ah, syukurlah,
Rio tersadar. Aku menyambutnya dengan senyuman. Perlahan Rio mengerjapkan kedua
matanya, mungkin masih terasa pusing.
“Pusing?”tanyaku lembut.
“Huum”Rio mengangguk.
“Minum obatnya dulu ya…”suruhku sambil
menyodorkan obat penurun panas yang disambutnya.
“Ify…”panggil Rio lemah.
“Iya, Yo? Ada yang sakit?”tanyaku.
“Maafin aku yang udah bikin kamu khawatir.
Maafin aku yang udah bikin kamu re…” “Sssht! Siapa yang repot , Yo? Aku emang
khawatir sama kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa. Aku juga ikut ngerasa lemes
waktu kamu muntah-muntah tadi. Tapi aku sama sekali ga ngerasa repot untuk
ngerawat cowok aku sendiri.”potongku.
Aku selalu tidak suka jika dia mulai
menyalahkan dirinya seperti ini.
“Thanks, Fy. Aku sayang kamu.”ucap Rio,
masih dengan lemah.
Aku tersenyum. “Aku juga sayang kamu, Yo.
Dan jangan sakit lagi ya…”balasku dan Rio tersenyum.
---------------------------------------------------- END-------------------------------
---------------------------------------